KENDARI – Produksi beras di Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) pada 2023 mengalami surplus. Karena itu, masyarakat tidak perlu khawatir akan kelangkaan beras.
Kepala Seksi Produksi Benih Padi Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan (Distanak) Provinsi Sultra, Sarmin mengatakan produksi beras di Sultra untuk periode Januari-Juni 2023 diperkirakan mencapai 140.390 ton.
Bila dikurangi dengan rata-rata konsumsi masyarakat Sultra periode Januari-Juni 2023 (22.417 ton per bulan) sebesar 134,502 ton sehingga produksi beras di Sultra untuk periode yang sama mengalami surplus 5,888 ton, walaupun diakui produksi beras untuk Februari mengalami defisit sebesar 5,302 ton begitu juga Maret mengalami defisit sebesar 7,974 ton.
“Namun jika di rata-ratakan produksi beras Januari-Juni kita masih surplus sebesar 5,888 ton,” ucap Sarmin.
Sarmin menuturkan produksi padi di atas banyak berasal dari lima daerah di Sultra yang menjadi daerah lumbung pangan. Lima daerah itu yakni Kabupaten Konawe, Konawe Selatan, Kolaka Timur, Kolaka dan Kabupaten Bombana.
“Jadi lima Kabupaten ini penyangga produksi beras kita terbesar di Sulawesi Tenggara. Lainnya kan hanya mendukung,” jelasnya.
Sehingga dengan kondisi tersebut menunjukkan stok pangan beras di Sultra masih aman walaupun ada ancaman akan cuaca ekstrem El Nino atau kemarau panjang yang diprediksi terjadi pada Agustus 2023 ini.
“Aman (ketersediaan beras). Makanya dengan isu El Nino yang akan datang Agustus sebagaimana perkiraan BMKG, kita tidak perlu khawatir kenapa? karena kita didukung oleh bandungan, dan di petani itu kan sudah ada dibuat embung untuk menampung air hujan, itukan bisa dimanfaatkan menggunakan aman,” jelasnya.
Laporan: Mus