KENDARIÂ – Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan (Distanak) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) beberkan beberapa faktor penyebab capaian produksi pertanian di Sultra alami fluktuasi.
Kepala Distanak Sultra, La Ode Rusdin Jaya mengatakan capaian produksi pada 2022 lalu terus mengalami pergerakan yang fluktuasi baik penurunan maupun kenaikan untuk beberapa komoditas andalan di Sultra.
Seperti capaian produksi padi sebesar 494.856 ton gabah kering giling (GKG), jagung 181.295 ton pipilan kering (PK), dan kedelai 9.681 ton biji kering (BK). Data tersebut berdasarkan angka ramalan atau perkiraan (ARAM) 2022.
Kata dia, hal itu disebabkan oleh berbagai faktor baik dari serangan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) maupun Dampak Perubahan Iklim (DPI), serta faktor-faktor lain yang juga perlu mendapat perhatian.
Untuk itu, pihaknya melakukan rapat koordinasi penyusunan Angka Sementara (Asem) Produksi Tanaman Pangan 2022 yang dihadiri oleh para kepala dinas pertanian kabupaten kota di Sultra, Kepala BPS kabupaten kota dan provinsi, di salah satu hotel di Kendari, Jumat (19/5/2023).
Rapat tersebut menjadi penting untuk merumuskan angka sementara terkait produktifitas, luas lahan, hal-hal yang menyangkut dengan angka yang menjadi dasar Pemprov untuk menentukan kebijakan lebih lanjut.
Termasuk mengkaji dan mengevaluasi beberapa faktor seperti upaya peningkatan produktivitas, perluasan areal tanam, pengamanan tanaman dari gangguan OPT dan DPI.
Kemudian penanganan panen dan pascapanen, dukungan pembiayaan dan asuransi, serta menyamakan persepsi terkait Luas Baku Sawah (LBS) yang menjadi pedoman bersama.
“Angka tersebut merupakan angka sementara yang nantinya akan dijadikan bahan untuk merumuskan kebijakan di tahun 2024,” ujarnya.
Diharapkan hasil perhitungan tersebut dapat dianalisa lebih dalam lagi, sehingga faktor-faktor penyebab dan justifikasi capaian produksi tersebut dapat menghasilkan rumusan capaian produksi yang lebih berkualitas dan dapat dipertanggungjawabkan.
Terlebih lagi jika mendapat dukungan stakeholder terkait, maka data yang dihasilkan tersebut akan memberi manfaat bagi perumusan kebijakan ditingkat pimpinan.
Selain itu, penyusunan angka sementara ini diharapkan dapat menyukseskan Sensus Pertanian Tahun 2023 untuk mencapai swasembada Tanaman Pangan.
“Tentunya perlu didukung bersama guna kemajuan dan kesuksesan pertanian Indonesia dalam pencapaian swasembada Tanaman Pangan,” jelasnya.
Laporan: Indri