Jumat, Oktober 4, 2024

Budidaya Koro Pedang Digalakkan di Desa Namu Konsel oleh Tim KKN-PPM UGM

KONSEL – Tim KKN-PPM UGM Unit SG-008, Kecamatan Laonti, Kabupaten Konawe Selatan melakukan penanaman tanaman koro pedang di lahan salah satu warga yang berlokasi di Dusun 3 Polepoleloa, Desa Namu.

Para mahasiswa KKN ini dibimbing oleh dosen Dra. Eko Tri Sulistyani, M.Sc ini sebelum melakukan penanaman benih, lahan disiapkan dengan digemburkan dan dibuat bedengan dengan ukuran lebar 100 cm dan tinggi 20-35 cm serta saluran drainase selebar 50 cm. Pembuatan bedengan turut dibantu dengan kelompok pemuda PEPALA di Desa Namu.

Koro pedang merupakan tanaman perdu yang merambat dan termasuk tanaman jenis kacang-kacangan. Koro pedang berpotensi tinggi untuk dimanfaatkan sebagai bahan baku untuk menghasilkan produk olahan pangan.

Koro pedang memiliki kandungan protein sebesar 27,4%, karbohidrat 66,1%, dan lemak 2,9%. Dengan kandungan proteinnya yang tinggi, maka koro pedang dapat dimanfaatkan sebagai substitusi bahan baku kedelai dalam pembuatan tempe.

Salah satu anggota kelompok KKN UGM, Sherly Rayhan Sinta Putri yang juga menginisiasi program ini menjelaskan, penanaman benih koro pedang diawali dengan penyortiran kualitas benih yang bagus dan sehat, kemudian dicampur dengan Rhizobium (Legin) sebagai pupuk sesuai dengan dosis yang dianjurkan. Benih ditanam dengan jarak tanam 50 cm dalam barisan.

Lubang tanam dibuat dengan kedalaman 3-5 cm dan benih dimasukkan sebanyak 1-2 biji per lubang tanam dengan mata lembaga ditanam menghadap ke bawah, lalu ditutup kembali dengan tanah. Setelah tanaman berusia satu bulan dilakukan penyiangan di sekitar tanaman koro pedang.

“Saat ini juga atau saat tanaman berumur dua bulan dilakukan pemangkasan menggunakan gunting pangkas pada tunas yang tidak produktif, yang ditandai dengan batang kerdil dan tidak berbunga,” sambungnya, Selasa (23/1/2024).

Pos Terkait :  Atasi Permasalahan Tambang Galian C Nambo, Pemerintah Kota Kendari Bentuk Tim Terpadu

Lebih lanjut ia memamparkan bahwa koro pedang merupakan tanaman yang mudah tumbuh di daerah marjinal, seperti lahan dengan suhu dan kelembaban yang tinggi.

“Iklim tropis menjadi habitat yang cocok bagi pertumbuhan koro pedang,” tambahnya.

Sherly berharap kedepannya penanaman koro pedang dengan hasil yang berkelanjutan dapat menjadikan Desa Namu dapat menjadi desa yang mandiri dalam upaya pengadaan pangan karena koro pedang dapat digunakan sebagai substitusi bahan baku kedelai dalam pembuatan tempe. ***(Red)

Artikel Terkait

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -spot_img

Latest Articles