KENDARI – Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan (Distanak) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) sebagai Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang tergabung dalam Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) punya peran signifikan dalam menurunkan angka prevalensi stunting di Sultra.
Saat ini diketahui angka prevalensi stunting secara keseluruhan di Sultra sebesar 27,7 persen.
Stunting sendiri menurut WHO adalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang, yang ditandai dengan panjang atau tinggi badannya berada di bawah standar.
Kepala Distanak Provinsi Sultra, La Ode Muhammad Rusdin Jaya mengatakan untuk mencegah stunting Distanak memberikan bantuan pangan berupa benih padi yang kaya akan gizi.
Tahun ini, Distanak Provinsi Sultra menyalurkan 4.000 haktare (ha) benih padi varietas Inpari IR Nutri Zinc (INZ) kepada 8 kabupaten di Sultra.
8 kabupaten itu yakni Kabupaten Bombana, Konawe Selatan, Konawe, Konawe Utara Kolaka Timur, Kolaka Utara, Kolaka dan Kabupaten Buton.
“3.000 ha dari Kementerian dan 1.000 dari kita (Distanak),” ucap La Ode Muhammad Rusdin Jaya, Kamis (10/8/2023).
Rusdin Jaya mengungkapkan Inpari IR Nutri Zinc (INZ) adalah varietas padi sawah yang memiliki kandungan unsur Zn (Zinc) lebih tinggi dari varietas yang lain. Karena kandungan Zn yang tinggi, Inpari IR Nutri Zinc berpotensi mencegah terjadinya stunting.
“Rendah gula tapi kandungan gizi lainnya tinggi. Ini untuk mencegah stunting,” ucapnya.
Mantan Kepala Biro Administrasi Pembangunan Setda Provinsi Sultra ini menuturkan pendistribusian pangan yang kaya akan gizi ini diserahkan kepada dinas kabupaten agar hasilnya (beras) diberikan kepada kepala keluarga yang membutuhkan.
“Jangan sampai ada orang yang bisa beli beras mahal itu dikasih. Kita berharap hasilnya itu diberikan kepada yang memang kepala keluarga yang membutuhkan itu untuk pencegahan stunting.
“Jadi peran kita begitu signifikan, untuk pencegahan stunting ini karena kita mulai dari awal. Kalau temen-temen lain pembersihan jamban, selokan dan sebagainya, sedangkan kita dari makanan,” jelas Rusdin.
Rusdin juga berharap program pemberian benih padi yang kaya akan gizi ini dapat berperan menurunkan angka stunting di Sultra yang mana angkanya masih cukup tinggi.
“Kita berharap program kami Dinas Tanaman Pangan ini setidaknya bisa mencegah stunting ini dari sektor awal ya, sektor hulu ya, di hilirnya nanti teman-teman yang lain bergerak. Jadi kita berharap ini menjadi pemicu awal pencegahan stunting kita di Sultra,” pungkasnya.
Sementara itu, Kepala Seksi Produksi Benih Padi Distanak Provinsi Sultra, Sarmin mengatakan dari 4.000 ha benih padi tersebut 3.000 ha di antaranya sudah disalurkan kepada dinas kabupaten untuk selanjutnya dilakukan uji daya tumbuh dan kemudian disalurkan kepada kelompok tani untuk dilakukan penanaman.
Sedangkan 1.000 ha benih padi dari Distanak masih dalam proses penangkaran (proses tanam) di Balai Benih Kolaka Timur dan Balai Benih Kolaka.
“1.000 hektare benih padi ini masih proses penangkaran dan kemungkinan Oktober disalurkan ke kabupaten. Kalau yang 3.000 hektare sudah disalurkan benihnya, kemungkinan sementara mau ditanam,” jelas Sarmin.
Laporan: Mus