KENDARI – Drs H Abdul Aziz Baking, MP.d pria kelahiran Boepinang, 31 Desember 1965, kecamatan Poleang ini merupakan seorang tokoh masyarakat kabupaten Bombana.
Aziz merupakan pria yang telah melanglang buana di dunia pendidikan dan birokrat. Menimba ilmu di SDN Boepinang, lalu SMPN Boepinang di kabupaten Bombana membuatnya merasakan keindahan dan ketentraman Bombana.
Dimasa ia SMA, dirinya melanjutkan pendidikan di kota Baubau, tepatnya di Madrasah Aliyah (MA) Baubau tahun 1985. Usai lulus, Aziz melanjutkan jenjang pendidikan strata satu (S1) di IAIN Alauddin Makassar.
Semasa menjadi mahasiswa dirinya konsen berorganisasi dan menduduki jabatan sebagai Wakil Ketua Senat Mahasiswa IAIN Alauddin Makassar di tahun 1987-1988. Usai mendapatkan gelar S1, dirinya mendaftarkan diri pada penerimaan CPNS dan lulus di 2 instansi, yakni Kementerian Agama dan BKKBN.
Namun karena latar belakang pendidikan adalah Perguruan tinggi Pendidikan Agama, maka ia memutuskan untuk memilih masuk dan berkarir di Kementerian Agama. Dirinya pertama kali diangkat sebagai guru pertama di Kabaena Kabupaten Bombana. Kurang lebih 1 tahun mengajar, Aziz ditarik untuk memberikan khazanah keilmuanya untuk peserta didik di MAN 1 Baubau.
Meniti karir di dunia pendidikan dan berprestasi, Aziz Baking ditarik ke kampung halaman dan dilantik menjadi kepala sekolah di Madrasah Tsanawiyah Swasta Boepinag. Dimasa kepimpinannya selama 1 tahun, ia mengupayakan membuat MTS Swasta Boepinang menjadi sekolah berbasis negeri.
Dalam prosesnya, dirinya berhasil menjadikan sekolah tersebut menjadi sekolah negeri lalu dirinya dilantik kembali menjadi kepala sekolah dan menjadi kepala sekolah pertama di MTSN Boepinang.
Karena segudang prestasinya menjadi kepala sekolah, secara menyeluruh soal dunia pendidikan tentu sangat dikuasainya. Olehnya, ia dilantik untuk menjadi Kepala Kementerian Agama (Kemenag) kabupaten Bombana. Dirinya menjadi pimpinan pertama di Kantor yang dulunya di sebut Departemen Agama dan menjadi kepala kantor termuda pada saat itu diusia 40 tahun.
Selama 5 tahun memimpin kementerian Agama, Aziz Baking mendapatkan tawaran untuk masuk pada kontestasi politik berpasangan dengan Subhan Tambera di tahun 2010. Karena dorongan masyarakat dan ikhtiar membangun Bombana lebih baik, dirinya bertarung pada perhelatan Pilkada tersebut.
Dalam perhelatan, kontestasi politik di kabupaten Bombana di tahun 2010 harus dilalui dengan 2 putaran. Namun, diputaran kedua dirinya harus mengakui kemenangan lawan politiknya. Pasca itu dirinya, kembali melanjutkan tugasnya sebagai PNS dan mengabdikan diri kepada masyarakat dan bangsa melalui kementerian Agama.
“Saya kira pada saat itu, saat saya berpasangan dengan bapak Subhan Tambera, tidak ada satupun yang mengatakan bahwa kami tidak memenangkan pertarungan, namun Allah belum menakdirkan saya untuk menjadi wakil kepala daerah,” ungkapnya saat menceritakan sederet pengalamannya kepada awak media beberapa hari yang lalu, Sabtu (2/3/2024).
Semangat abdi negara, dirinya ditarik ke Kanwil Agama Sulawesi Tenggara untuk membantu di bidang haji dan umroh. Lalu, dirinya diminta untuk mengisi jabatan Plt Kantor pemekaran Kemenag Koltim ditahun 2015 hingga 2016.
Kurang lebih satu tahun, dirinya diminta untuk mengisi jabatan kepala Kementerian Agama kabupaten Kolaka di 2016 – 2021. Selama 5 tahun mengabdi, dirinya kembali ke kampung halamannya di Bombana mejadi kepala Kemenag Bombana dari tahun 2021 hingga masa pensiun di tahun 2023 akhir.
Di masa kepemimpinannya, ide, gagasan hingga program memberikan vitamin perkembangan untuk sekolah Agama dan KUA. Banyak mengenyam pengalaman pada dunia pendidikan dan birokrat membuat Aziz Baking mengharapkan pertumbuhan kabupaten Bombana menjadi lebih baik.
Pada gagasannya yang disampaikan pada awak media saat ditemui di kediamannya, ia mencetuskan tagline “Bombana Bahagia”. Melalui itu, indikatornya adalah world happiness index yaitu pemenuhan atas kesejahteraan, sosial budaya, kesehatan, pendidikan, kebebasan atas pilihan pekerjaan, kohesifitas sosial dan pemerintahan yang Anti korupsi.
Soal Kesejahteraan, masyarakat yang di sektor pertanian, peternakan, dan kelautan diberdayakan dengan memfasilitasi berupa nilai tambah produk, yakni mengubah produk mentahan menjadi produk setengah jadi atau produk akhir. Selanjutnya terjadilah pembentukan industrilisasi.
“Jika ditanya soal kesediaan saya dalam kontestasi politik selanjutnya, saya menjawab, dengan ucapan Bismillahirrahmanirrahim, saya siap maju pada pikada Bombana tahun 2024,” tegasnya.
Saat ditanyai soal Pendidikan, ia masih mencetuskan untuk memfasilitasi lulusan sarjana anak Bombana agar mendapatkan pengayaan bahasa Inggris persiapan sekolah luar negeri, mereka akan mendapatkan pelatihan IELTS yang dapat digunakan untuk mendaftar LPDP luar negeri.
“Dengan sederet pengalaman saya pada dunia pendidikan dan birokrasi, dari kepala sekolah hingga kepala Kementerian Agama kabupaten, itu dapat menjadi modal jika masyarakat mengamanahkan saya untuk menjadi Kepala daerah kabupaten Bombana,” bebernya.
“Melihat Bombana hari ini, membutuhkan pemimpin yang memahami Bombana baik secara demografis, geografis, paham akan apa yang mesti dilakukan, terlebih Bombana multi etnis dan budaya. Maka program harus menyentuh seluruh lapisan masyarakat,” tambahnya. ***