Minggu, November 17, 2024

Tempatkan Cak Imin sebagai Cawapres Anies Bukan Pilihan Terbaik, Serba Cepat dan Grasak-grusuk

JAKARTA – Partai Nasdem telah menggaet Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar alias Cak Imin sebagai Cawapres mendampingi Anies Baswedan di Pilpres 2024 mendatang.

Pengamat Politik Citra Insttute, Efriza menilai pilihan ke Cak Imin serba cepat, grasak-grusuk dalam situasi tak tenang, juga bukan pilihan terbaik tetapi pilihan yang mengerutkan dahi.

Kata Efriza, sekarang yang ada, baik jubir Anies, Anies, Surya Paloh, dan Nasdem sendiri mulai sibuk membangun diksi berbagai alasan untuk memberikan kesan pilihan bijak, positif, pilihan dengan renungan panjang dan pilihan tepat dan hebat.

Disinyalir terjadi kisruh di internal maupun ada riak dari eksternal, dinamika itu yang tidak disikapi dengan cermat dan baik. Akhirnya pilihannya diambil dengan emosional, semangat saling unjuk diri, berantakan jadinya, seperti berbagai kriteria dilupakan, peran tim 8 dilangkahi, kesepakatan diabaikan, bahkan Anies pun yang katanya punya hak prerogatif memilih cawapres sirna.

“Inilah realitasnya dari dipilihnya Muhaimin berpasangan dengan Anies,” ucap Efriza, Kamis (7/9).

Hingga kini diketahui Partai Keadilan Sejahtera (PKS) secara resmi belum menyatakan dukungannya kepada Cak Imin sebagai Cawapres Anies.

Menurut dosen beberapa kampus di Indonesia ini bahwa PKS sudah pasti sakit hati. Hanya PKS tak punya pilihan, kecuali diajak Partai Demokrat untuk membangun koalisi baru, dengan tawaran realistis.

Pengambilan keputusan sepihak tapi blunder oleh Surya Paloh dan Anies menunjukkan kehadiran PKS seperti tak ada harga dirinya, PKS keluar pun koalisi Nasdem-PKB ini tetap memenuhi persyaratan Presidential Threshold. PKS didalam pun partai ini hadir atau tak hadir tak berpengaruh, seperti deklarasi tetap berjalan, keputusan tetap bisa diambil.

Akhirnya lanjut Efriza, pilihan PKS hanya pada tegak lurus bersama Anies. Bukan benar-benar serius dukung Muhaimin Iskandar, apalagi untuk tetap mesra dengan Nasdem.

Pos Terkait :  Berkinerja Baik, Dewan Harap Mendagri Pertahankan Pj Wali Kota Kendari hingga 2024

Hubungan PKS dengan Nasdem layaknya hambar, dilanjutkan dan tidak tak berpengaruh.

“PKS hanya ingin mendulang suara di Pileg melalui tegak lurus bersama Anies, soal menang di Pilpres sudah bukan prioritas pertama kecuali sekadar bonus,” pungkas Efriza.

Penulis: Musdar

Artikel Terkait

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -spot_img

Latest Articles