Minggu, November 17, 2024

UHO Kendari Jaring 250 Mahasiswa untuk Ikut Program Magang di Jerman

KENDARI – Pusat Kemitraan Global Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari di Sulawesi Tenggara (Sultra) bakal menjaring sebanyak 250 mahasiswa di kampus tersebut untuk mengikuti Program Magang Kerja di Jerman.

Ketua Pusat Kemitraan Global UHO Kendari Dr. Eng. Sudarsono mengatakan magang kerja hingga ke luar negeri merupakan bagian dari Program Merdeka Belajar, Kampus Merdeka sebagai kebijakan dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.

“Jadi kita punya kuota untuk Universitas Halu Oleo tahun ini 250 orang itu untuk semua fakultas yang mau mendaftar magang ke Jerman. Tadi kami mengundang semua program studi, silakan yang mau mendaftar, tidak ada batasan kuota setiap fakultas silakan mendaftar free,” katanya.

Pusat Kemitraan Global UHO Kendari melakukan sosialisasi Program Magang di Jerman kepada sejumlah program studi dan mahasiswa di kampus negeri tersebut.

Sosialisasi dilaksanakan di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UHO dengan menghadirkan narasumber yakni CEO of Sinar Harapan Bangsa Agency, Ron Raldkoning dan Director of Sinar Harapan Bangsa, Enik Walkoning sebagai fasilitator agensi.

“Selama ini belajar di dalam kampus, sekarang diberi kesempatan untuk bisa menentukan pilihan pemagangan atau mungkin project-project di luar kampus yang bisa direkoknisi sebagai bagian dari kurikulum,” ujar Dr. Sudarsono.

Dia menerangkan pemagangan yang akan dilakukan selama tiga bulan dapat diikuti setiap mahasiswa UHO di semua fakultas. Pemagangan, lanjut Dr. Sudarsono, ajang belajar sekaligus mencari pengalaman apalagi Jerman salah satu negara maju di bidang teknologi.

Dia berharap dengan mengikuti magang di Jerman, mahasiswa mempunyai nuansa dan etos kerja baru karena mereka akan bekerja bersama masyarakat internasional yang ada di Jerman dari berbagai negara. Selain itu, bisa memiliki jejaring yang lebih luas.

Pos Terkait :  Empat Amanat Utama Rektor UHO di Awal Tahun 2023

“Sekaligus kita memantaskan diri bahwa mahasiswa Universitas Halu Oleo mampu berkolaborasi, berkompetisi bekerja di perusahaan-perusahaan luar negeri. Ini sebagai pembuktian bahwa kita saatnya menunjukkan bahwa kita mampu,” ucap Dr. Sudarsono.

Director of Sinar Harapan Bangsa, Enik Walkoning menjelaskan setelah mahasiswa Universitas Halu Oleo mendaftar dan memiliki sejumlah surat-surat resmi seperti visa dan lainnya, maka akan langsung diberangkatkan pada bulan Oktober 2023.

“Setelah mereka mendapatkan visa mereka bisa langsung terbang ke Jerman di bulan Oktober. Mereka mengikuti magang mulai Oktober, November sampai Desember. Setiap tahun selalu sama di bulan tersebut,” katanya.

Dia menerangkan setelah para mahasiswa diberangkatkan dan tiba di Jerman, pihak agensi akan menjemput di bandara setempat lalu dibawa ke tempat tinggal. Setelah itu baru mereka akan diarahkan ke tempat mereka bekerja.

Enik menyebut sejumlah perusahaan logistik mitra Sinar Harapan Bangsa yang akan menjadi tempat magang para mahasiswa UHO Kendari di antaranya Amazon, DHL, pabrik tekstil dan lainnya.

“Itu mereka membuat merchandise membuat beberapa pernak-pernik untuk pemain sepak bola kita. Ada juga yang ditempatkan di pabrik buah yaitu kerjanya sortir-sortir buah saja, ada juga yang kita tempatkan di pabrik coklat,” jelas dia.

Lebih lanjut Enik mengatakan bahwa pihaknya bukan hanya memfasilitasi mahasiswa magang dari UHO Kendari tetapi dari negara Asia lainnya seperti Filipina Thailand, India dan beberapa negara lainnya termasuk Turki.

Oleh karena itu, dia berharap ketika mahasiswa magang di Jerman bisa membangun koneksi yang lebih luas dan menyesuaikan dengan budaya di negara tersebut.

“Budaya antara Indonesia dengan Eropa itu sangat-sangat bertolak belakang. Budaya perlu dipelajari di sana, ramah tamah kita jangan dilupakan selalu senyum, selalu sapa dan selalu mengikuti peraturan yang ada jangan dilanggar sekecil apapun. Negara Eropa mereka patuh dengan aturan.

Pos Terkait :  UHO Kendari Gelar UTBK-SNBT 2023, Diikuti 8.937 Peserta

Dekan FISIP UHO Dr. La Tarifu mengatakan pihaknya sangat mengapresiasi kepada Ketua Program Studi Jurnalistik Marsia Sumule M.Si yang telah membuka jalan sehingga adanya kesempatan bagi mahasiswa di UHO untuk melakukan magang di Jerman.

“Ini merupakan suatu keuntungan yang besar terkait dengan jejaring salah satu dosen kita bernama Ibu Marsia Sumule membawa informasi itu ke Badan Kerja Sama Global. Sejak kebijakan Kampus Merdeka, Merdeka Belajar kita sempat kewalahan mencari jaringan luar negeri untuk proses pemagangan,” kata Dr. La Tarifu.

Dia berharap mahasiswa yang tersebar di sembilan program studi di FISIP UHO, berminat dan mau memanfaatkan peluang melakukan pemagangan di Jerman. Apalagi, ketika melakukan magang selama tiga bulan, mahasiswa bisa mendapat 20 SKS.

“Magang itu kan disetarakan dengan 20 SKS. Setelah magang tiga bulan itu pulang-pulangnya mereka itu tinggal dilihat apa saja yang dilakukan di sana lalu kemudian dikonversi menjadi mata kuliah yang relevan,” jelas Dr. Tarifu.

Dodi Alfaris salah satu alumnus dari Jurusan Administrasi Bisnis, yang pernah mengikuti magang di Jerman mengatakan banyak hal positif yang didapatkan dengan mengikuti magang ke luar negeri.

“Sangat banyak pengalaman baru contohnya kami banyak-banyak belajar dan menambah wawasan pengetahuan itu di bidang budaya dan pengetahuan soal dimensi kerja yang ada di sana,” katanya.

Ia mengaku, dirinya saat magang ditempatkan di gudang perusahaan distributor sperpark perusahaan internasional Repa Group Duslane dengan posisi sebagai staf identifikasi untuk membuat laporan invoice.

“Di sana memang yang benar-benar dilihat dan diuji itu pengetahuan dan kemampuan kita, itu poin yang paling nomor satu untuk bisa bersaing kerja di sana. Penerapan soal manajemen waktu di sana dituntut untuk disiplin. Itu harus datang di jam yang tepat, sesuai dengan standar perusahaan.

Pos Terkait :  KKN-PPM UGM 2023-SG008 Satukan 3 Desa di Arena Voli, Sejarah Pertama di Kecamatan Laonti

Ia berbagi tips jika ingin magang ke Jerman maka hal yang harus dipersiapkan yakni kemahiran bahasa Inggris, mempersiapkan mental karena di sana dituntut untuk survive, melakukan serba sendiri. ***

Artikel Terkait

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -spot_img

Latest Articles