Oleh: Hendrika LW
Pagi masih gelap. Halimun tipis turun menyelimuti kota Malang. Rona kehidupan pun mulai menggeliat. Sementara aku terpanah oleh penyesalan diri.
Sebenarnya masih melekat...
Oleh: Hendrika LW
JIWAKU terpana tertancap sorot matanya. Sukma pun terbang ketika ia menyambut cintaku. Lantas menguap laksana embun. Ia memilih jalan hidup sebagai seorang...
Oleh: Hendrika LW
Paris, di awal Februari
Aku sangat percaya padamu, Din. Hanya saja, di hatiku selalu ada kekhawatiran.
Karena aku belajar hukum sebab akibat. Rasanya setiap...
Oleh: Hendrika LW
KAMPUS Universitas Negeri adalah tempat paling bergengsi, yang kuangan-angankan sejak masih duduk di bangku sekolah menengah. Jauh-jauh dari Manado, orangtua mengirim aku...
Oleh: Hendrika LW
AKU tak pernah menyangka akan bertemu lagi dengannya. Setelah sepuluh tahun meninggalkan kampung halaman. Topan, sekarang kelihatan lebih dewasa dan berwibawa.
Pagi ini...